Apa itu Bakat, Minat dan Kekuatan

Bakat

The Gallup Organization mendefinisikan bahwa bakat adalah pola pikiran, perasaan dan perilaku yang alamiah dan berulang-ulang serta dapat dimanfaatkan untuk produktivitas

Pola ini akan membentuk karakter yang unik, yang kemudian diteliti lebih dalam dan mengaitkannya dengan produktivitas.

Hasil penelitiannya selama bertahun-tahun membuahkan rumusan 34 Tema Bakat untuk menggambarkan potensi diri seseorang.  

Minat

Menurut Khairani (2017:135) menyatakan bahwa “Minat merupakan berbeda dengan bakat, minat timbul bersumber dari pengenalan dengan lingkungan atau hasil berintraksi dan belajar dengan lingkungannya”. Bila minat terhadap sesuatu sudah dimiliki seseorang, maka ia akan menjadi potensi bagi orang yang bersangkutan untuk dapat meraih sukses dibidang itu. Sebab minat akan melahirkan energi yang luar biasa untuk berjuang mendapatkan apa yang diminatinya. 

Kekuatan

Kekuatan dapat diartikan sebagai aktivitas produktif yang:

Kekuatan berkaitan dengan bakat, karena:

Bakat, Alamiah atau Bentukan?

Bakat merupakan perilaku spontan dan alami, muncul sehari-hari. Sehingga bakat ini merupakan bawaan dari lahir yang bersifat otentik. Bakat di tiap orang memiliki keunikan karena komposisi dan kombinasi ke-34 bakatnya. 

Bakat juga memunculkan dorongan untuk beraktivitas bahkan membutuhkan aktualisasi (penyaluran) tiap hari. Sehingga menjadi sumber produktivitas seseorang. Sehingga disimpulkan bahwa bakat itu alamiah bukan bentukan.

Contohnya, Suatu ketika ada pelatihan teknik mengajar bagi guru-guru. Kemudian seseorang guru yang memiliki bakat mengajar dan punya dorongan untuk membuat siswa-siswanya berhasil memahami pelajaran akan natural dibandingkan guru yang lain yang dirinya tak terdorong untuk mengajar. Meskipun keduanya memiliki kompetensi yang sama dan 'dibentuk' dengan seragam, namun guru yang berbakat mengajar secara alamiah menularkan ilmu-ilmu dalam kelasnya.

Apakah Bakat Berubah?

Bakat ini juga tak pernah berubah selamanya. Adapun jika melakukan assessmen Talents Mapping dengan selisih beberapa waktu, bukan berarti bakatnya berubah, namun cara kita mengenali diri yang makin dalam dan makin baik. Bisa jadi assessmen sebelumnya, kita belum benar-benar mengekspresikan ciri-ciri bakat dalam melakukan asssesmen Talents Mapping. 

Bisa jadi inkonsistensi hasil assessmen dikarenakan pengaruh tekanan psikologis seseorang. Agar dapat mengenali bakat, maka seseorang perlu mengenali dirinya sendiri, pola perilaku, perasaan dan pikir yang secara alamiah ia sering alami. 

Pengenalan diri akan semakin baik seiring dengan makin banyaknya aktivitas yang dilakukan seseorang, sehingga Tanda-tanda Bakatnya nampak dan dapat tervalidasi. Sehingga, semakin banyak seseorang melakukan aktivitas variatif, dia dengan mudah mengenali dirinya serta mengenali tanda-tanda bakatnya. Selain itu, respon lingkungan, proses belajar dan berlatih serta adanya model atau mentor akan mempengaruhi bakatnya.

Tanda-tanda Bakat

Bakat dan Kompetensi Mempengaruhi Keberhasilan

Bakat dapat menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang apabila dia mengenali bakat, potensi dan kekuatannya, memaksimalkannya  dengan peningkatan kompetensi serta mensiasasti kelemahannya.

Daya juang dan kerja keras pun dapat mempengaruhi keberhasilan dengan sangat baik, apalagi sejalan dengan bakat dan potensi dirinya. Daya juang dan kerja keras juga dapat mensiasati kelemahan-kelemahan kita jika peran kita sangat diperlukan. “ahli” adalah orang yang mahir, paham sekali dalam suatu ilmu), sedangkan “bakat” adalah dasar (kepandaian, sifat dan pembawaan) yang dibawa dari lahir. Kekuatan sendiri merupakan perpaduan dari bakat dengan kompetensi.

Orang yang benar-benar menguasai suatu bidang tertentu dan memang itulah perpaduan antara potensi diri, bakatnya serta kompetensi yang sudah benar-benar berpengalaman dan andal.

Menyiasati Keterbatasan 

Seperti bakat-bakat kuat (dominan) menghasilkan potensi kekuatan, maka bakat-bakat lemah (tidak dominan) membuat individu memiliki keterbatasan, sehingga beberapa aktivitas yang ia lakukan apabila terkait dengan dinamika bakat lemah, maka perlu disiasati.

Keterbatasan ini perlu kita siasati. Cek minat dahulu, apakah ada minat kita untuk berdaya juang dan berminat untuk kerja keras beraktivitas. Jika iya, maka keterbatasan ini disiasati dengan peningkatan kompetensi lebih dalam. 

Kita juga dapat mensiasati keterbatasan dengan bekerja dalam tim yang dapat membantu mengatasi keterbatasan kita.